Nabi Ibrahim Kurbankan Ismail


Setelah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam di usia yang telah tua baru dikaruniai seorang anak yaitu Ismail, beberapa tahun kemudian Nabi Ibrahim diuji keimanannya oleh Allah yang disampaikan melalui mimpi, yaitu untuk mengurbankan anak sulungnya tersebut. Nabi Ibrahim membenarkan mimpi tersebut sehingga Ismail dikurbankan. Beberapa waktu dari peristiwa kurban tersebut, Nabi Ibrahim memperoleh anak yang kedua yang diberi nama Ishaq.

Allah Subhanahu wa Ta'ala mengisahkannya dalam Al-Wahyu, sebagai berikut:

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman: 

"Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu pemimpin bagi seluruh manusia." Dia (Ibrahim) berkata, "Dan (juga) dari keturunanku." Allah berfirman: "(Benar, tetapi) janji-Ku (ini) tidak berlaku bagi orang-orang yang zalim." (QS. Al-Baqarah/ 2: 124).

100. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh. 101. Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail).

102. Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata: "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia (Ismail) menjawab: "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."

103. Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya diatas pelipisnya (untuk melaksanakan perintah Allah).

104. Lalu Kami panggil dia: "Wahai Ibrahim! 105. Sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

106. Sesungguhnya itu benar-benar suatu ujian yang nyata. 107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar[1285]. [1285]. Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail, maka Allah melarang menyembelih Ismail. Untuk meneruskan kurban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya kurban yang dilakukan pada Hari Raya Haji.

108. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, 109. (yaitu) "Salamun ’ala Ibrahiim, Selamat sejahtera bagi Ibrahim!"

110. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

111. Sungguh dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

112. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. 113. Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishaq. Dan diantara keturunannya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang dengan nyata berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. (QS. Ash Shaffat/ 37: 100-113). Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sungguh Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. (QS. Ibrahim/ 14: 39). Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (QS. Ibrahim/ 14: 40).

22. Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), 23. (yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya, dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; 24. (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum!" (Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu!). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS. Ar Ra'd/ 13: 22-24).

Qad aflahal mukminuun...!

Mesti dibaca:

Tidak ada komentar: