Nabi Ibrahim, Sang Penghancur Berhala!


Telah dimaklumi oleh para Monoteis Sejati bahwa antara Tauhid dan Syirik adalah sesuatu yang saling berlawanan, tak bisa dicampur-adukkan, tidak bisa dipadu-padankan, tidak bisa dikompromikan!

Mentauhidkan Allah berarti meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa Allah adalah Satu-satunya: yang menciptakan alam semesta, mengaturnya, menghidupkan dan mematikan, memberi rizki ..., yang benar untuk di sembah, diibadahi, dimintai perlindungan..., yang memiliki Nama-nama dan Sifat-sifat yang penuh keagungan, kesucian, jauh dari semua aib dan kekurangan, dsb. Begitu pentingnya tentang Tauhid ini sehingga para ulama dengan segenap keilmuannya yang mendalam, telah merincinya untuk memudahkan bagaimana memahaminya dan cara mentauhidkan Allah secara benar, sehingga dikenal adanya pembagian tauhid, yaitu Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma wa Shifat.

Adapun syirik adalah bentuk kemaksiatan yang paling besar terhadap Allah. Syirik adalah sebesar-besar kezhaliman, sebesar-besar dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah (kecuali telah bertaubat sebelum meninggal dunia). Sebagai lawan dari tauhid, maka secara sederhana, syirik berarti menyekutukan/ menyamakan sesuatu/ seseorang dengan Allah dalam hal Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma wa Shifat-Nya.

Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma wa Shifat bagi seorang Muslim adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Mengabaikan salah satunya akan terjatuh pada kesyirikan, atau bahkan pada kekafiran. Ini seperti terjadi pada kaum jahiliyah Arab kuno pra-Islam, dimana mereka kehilangan Tauhid Uluhiyyah. Mereka masih mempunyai Tauhid Rububiyyah dengan meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan pencipta seluruh alam, namun mereka juga menyembah, berharap dan berlindung pada ilah-ilah lain selain Allah (rujuk QS. Al-'Ankabut/ 29: 61; QS. Az-Zukhruf/ 43: 9, 87, dsb). Hal yang sama atau bahkan lebih parah karena menyamakan berhalanya dengan Tuhan, terjadi juga pada kaum jahiliyah bani Israel pada masa Nabi Musa 'Alaihissalam yang membuat dan menjadikan sebuah patung lembu emas buatan mereka itu sebagai YHWH (lihat Keluaran 32:4). Atau pada kaum jahiliyah Yahudi yang menyembah, menganggap dua patung lembu emas buatannya sebagai YHWH (lihat 1Raja-raja 12:28). Dan bahkan masih terjadi dan berlangsung hingga kini, sebagai kaum jahiliyah abad modern dimana mereka menganggap ilah-ilah lain selain Allah sebagai Tuhan bersama Allah, yaitu para penganut Kristen dengan keyakinan pada dogma Trinitasnya. [Bila mengabaikan salah satu tauhid saja bisa terjatuh dalam kesyirikan atau kekafiran, jadi bagaimana dengan yang sengaja memadu-padankan antara Tauhid dan Syirik seperti yang dilakukan kaum jahiliyah abad modern ini?].

Jadi telah jelas bahwa antara Tauhid dan Syirik adalah sesuatu yang saling berlawanan, tak bisa dicampur-adukkan, tidak bisa dipadu-padankan, tidak bisa dikompromikan!  Hal ini bahkan telah ditegaskan oleh Allah sendiri dalam firman-Nya:

“Dan sungguh, Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS. An-Nahl/ 16: 36). [826]. Thaghut ialah setan atau berhala/ apa saja yang disembah selain dari Allah.

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, ia telah tersesat jauh sekali. Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka.” (QS. An-Nisaa/ 4:116-117).

Demikian pula Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, sebagai salah seorang utusan Allah, maka beliau pun telah menjadikan dakwah Tauhid sebagai seruan utamanya dan perbuatan kesyirikan sebagai musuhnya! Dan Allah menyuruh kita mengambil teladan darinya dan mengisahkan perkataan Nabi Ibrahim dan orang yang berpihak padanya, seperti firman-Nya:

Sungguh telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya, ketika mereka berkata kepada kaum mereka: 'Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu ada permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja!' Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: 'Sungguh aku akan memohonkan ampunan bagimu, namun aku sama sekali tidak dapat menolak (siksaan) Allah terhadapmu.' (Ibrahim berkata): 'Ya Tuhan kami hanya kepada Engkau kami bertawakal dan hanya kepada Engkau kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.'(Al-Mumtahanah/ 60: 4). 

“Adapun permohonan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya. Sesungguhnya Ibrahim itu seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (QS. At-Taubah/9: 114).

Maka: Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan Thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah. (QS. An-Nisaa/4: 76).

Anak cucu Nabi Ibrahim 'Alaihissalam hancurkan berhala Syam
yang disembah para pengikut Abdullatta ben Saba

Maka: Nabi Ibrahim pun menghancurkan berhala-berhala yang disembah kaumnya. Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, Sang Penghancur Berhala!

Allah Subhanahu wa Ta'ala mengisahkannya dalam Adz-DzikrAl-Qur'anim-mubiin, sebagai berikut:

69. Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. 70. Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah?" 71. Mereka menjawab: "Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya." (QS. Asy Syu'araa/ 26: 69-71).
52. (Ingatlah), ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun menyembahnya?" 53. Mereka menjawab: "Kami mendapati nenek moyang kami menyembahnya." 54. Dia (Ibrahim) berkata: "Sesungguhnya kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang nyata." 55. Mereka menjawab: "Apakah engkau datang kepada kami membawa kebenaran atau engkau main-main?" 56. Dia (Ibrahim) menjawab: "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan (pemilik) langit dan bumi; (Dialah) yang telah menciptakannya; dan aku termasuk orang yang dapat bersaksi atas itu." (QS. Al-Anbiyaa/ 21: 52-56).

Tidakkah kamu memperhatikan orang (Raja Namrudz) yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," dia berkata: "Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan (dimaksudkan: membiarkan hidup dan membunuh)." Ibrahim berkata: "Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim. (QS. Al-Baqarah/ 2: 258).

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya, Azar: "Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." (QS. Al-An'aam/ 6: 74).

Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an). Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang Nabi. (QS. Maryam/ 19: 41).

(Ingatlah) ketika dia berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku! Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?" (QS. Maryam/ 19: 42).

Wahai ayahku! Sungguh telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. (QS. Maryam/ 19: 43).

Wahai ayahku! Janganlah engkau menyembah setan. Sungguh, setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. (QS. Maryam/ 19: 44).

Wahai ayahku! Aku sungguh khawatir engkau akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pengasih, karena engkau menjadi teman bagi syaitan." (QS. Maryam/ 19: 45).
Dia (ayahnya) berkata: "Bencikah engkau kepada tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika engkau tidak berhenti, pasti engkau akan kurajam, maka tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama." (QS. Maryam/ 19: 46).

Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia (Ibrahim) berkata: "Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku. Aku tidak takut kepada (malapetaka dari) apa yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu. Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?" (QS. Al-An'aam/ 6: 80).

Bagaimana aku takut kepada apa yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takut mempersekutukan Allah dengan apa yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah (keterangan) kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Maka manakah dari dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui? (QS. Al-An'aam/ 6: 81).

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk. (QS. Al-An'aam/ 6: 82). Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-An'aam/ 6: 83).

Dan demi Allah, sungguh aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya. (QS. Al-Anbiyaa/ 21: 57). 91. Kemudian dia (Ibrahim) pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu ia berkata: "Mengapa kamu tidak makan?" (maksudnya, Ibrahim mengejek para berhala itu karena dekat berhala itu banyak diletakkan makanan yang baik sebagai sajian. 92. Mengapa kamu tidak menjawab?" 93. Lalu dihadapinya (berhala-berhala) itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya. (QS. Ash Shaffat/ 37: 91-93).

Maka dia (Ibrahim) menghancurkan (berhala-berhala itu) berkeping-keping, kecuali yang terbesar (induknya); agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. (QS. Al-Anbiyaa/ 21: 58).

Kemudian kaumnya datang kepadanya dengan bergegas. (QS. Ash-Shaffat/ 37: 94)  
59. Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sungguh, dia termasuk orang yang zalim." 60. Mereka (yang lain) berkata: "Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim." 61. Mereka berkata: "(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan." (QS. Al-Anbiyaa/ 21: 59-61).

95. Dia (Ibrahim) berkata: "Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu? 96. Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu." (QS. Ash Shaffat/ 37: 95-96). 62. Mereka bertanya: "Apakah engkau yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?" 63. Dia (Ibrahim) menjawab: "Sebenarnya (patung) besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepadanya, jika ia dapat berbicara." 64. Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berkata: "Sesungguhnya kamulah yang menzhalimi (diri sendiri)", 65. kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata): "Engkau (Ibrahim) pasti tahu bahwa (berhala-berhala) itu tidak dapat berbicara." 66. Dia (Ibrahim) berkata: "Maka mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun, dan tidak (pula) mendatangkan mudharat kepada kamu?" 67."Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Tidakkah kamu mengerti?" (QS. Al-Anbiyaa/ 21: 62-67).

lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu." (QS. Ash-Shaffat/ 37: 97). Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak." (QS. Al-Anbiyaa/ 21: 68).
69. Kami (Allah) berfirman: "Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim", 70. mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. (QS. Al-Anbiyaa/ 21: 69-70).
98. Mereka bermaksud memperdayainya (dengan membakarnya), lalu Kami jadikan mereka orang-orang yang hina (yaitu, Allah menggagalkan tipu daya mereka); 99. Dan dia (Ibrahim) berkata: "Sesungguhnya aku harus pergi (menghadap) kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku". (QS. Ash Shaffat/ 37: 98-99).
Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam. (QS. Al-Anbiyaa/ 21: 71).


#######
Alhamdulillah, Nabi Ibrahim 'Alaihissalam sukses menghancurkan berhala, selamat dari tipu daya kaumnya, kemudian beliau hijrah ke negeri yang dijanjikan Tuhan. Bahkan menjadi Bapak/ Imam bagi seluruh orang-orang yang beriman.

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sungguh Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (QS. Ibrahim/ 14: 39-40).

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala. Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak dari manusia. Barangsiapa yang mengikutiku, maka orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ibrahim/ 14: 35-36).

Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Baqarah/ 2: 129).


#######
Alhamdulillah! Doa Nabi Ibrahim 'Alaihissalam ini pun telah dikabulkan Allah. Diutuslah Rasul dan Nabi terakhir untuk seluruh manusia, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassallam. Sama seperti Nabi Ibrahim, maka Nabi Muhammad pun telah sukses menghancurkan berhala kaumnya, menghancurkan kesombongan jahiliyah, mengembalikan agama Ibrahim yang sempat bengkok menjadi lurus kembali. Menjadi agama yang paling sempurna dan satu-satunya agama yang benar disisi Tuhannya Ibrahim, Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada saat penaklukan Mekah, beliau membaca firman Allah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap." (QS. Al-Israa 17: 81); "Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi." (QS. Saba' 34:49). Hebatnya beliau mengampuni seluruh penduduk negeri Mekah yang sebelumnya terus menerus memeranginya. Menyatukan semuanya dalam kalimat (syahadat) tauhid: Laa ilaaha illa Allah, dan syahadat risalah: Muhammad Rasul Allah!

Aslim Taslam!
Wassalam!

Tidak ada komentar: