Ismael menjadi Nabi saat usia 17 tahun


(Ini adalah tulisan ketiga dari rangkaian tulisan Kenapa Nama Yakub menjadi Israel. Mohon dibaca dari yang pertama, kemudian yang kedua)

Saat Abraham berusia 100 tahun, Sarah, istrinya, alhamdulillah melahirkan Ishak (Kejadian 21:5). Singkat cerita, tiga tahun kemudian, Ishak disapih, diadakan perayaan besar.

Pada saat itulah Ismael (17), kakaknya, bisa dikatakan menjadi Nabi.  

Ya, ia memperoleh ‘bocoran’ ayat Taurat yang baru akan diterima oleh Musa enam abad kemudian. Wow!


Begini jalan ceritanya

Dalam Kejadian 21:9-10, diceritakan bahwa Sarah melihat Ismael sedang mengolok-olok Ishak, adiknya. Kemudian Sarah mengatakan: “Usirlah wanita pelayan itu dan anaknya karena anak wanita pelayan itu tidak akan menjadi ahli waris bersama anakku, bersama Ishak.”

Hm.. sebenarnya apa yang dianggap sebagai olok-olok dan perkataan Sarah menanggapi ‘olok-olok’ Ismael adalah karena Ismael mengatakan untuk menanggapi apa yang dikatakan orang-orang pada saat itu. 

Tanggapan Ismael atas perkataan orang-orang, yang ternyata apa yang dikatakan oleh Ismael dalam 6-abad kemudian akan menjadi salah satu ayat dari Taurat Nabi Musa.   

#Orang-orang pada saat itu mengatakan: “Seorang anak untuk Abraham telah lahir, seorang anak untuk Abraham telah lahir. Ia akan mewarisi dunia, dan mendapat dua bagian dari warisannya!”  

#Kemudian sweet-seventeen Ismael, tetap dengan senyum manisnya mengatakan: “Jangan salah, jangan bodoh. Saya anak sulung, dan saya akan memperoleh dua bagian!” 


Nah, itulah kejadian dibalik lahirnya perkataan Sarah dalam ayat Kejadian 21:10.

Dan ternyata.. yang benar adalah perkataan Ismael

Benar seperti yang termuat dalam Taurat Musa, Ulangan 21:17: ”Tetapi ia harus mengakui anak yang sulung, anak dari istri yang tidak dicintai itu, dengan memberikan kepadanya dua bagian dari segala apa yang didapati sebagai miliknya, karena dialah permulaan kekuatannya, baginyalah hak kesulungan itu.”  

Ayat tersebut tidaklah membedakan anak sulung itu berasal dari istri pertama atau kedua, dicintai atau tidak, tuan atau pelayan, merdeka atau budak, bani Israel (keturunan Yakub) atau Goyim (bangsa lain); yang sangat jelas bila dibaca dari ayat 21:10, dimana yang bisa menjadi  istri (dan kemudian aturan hak anak sulung dalam ayat 21:17) bisa saja dari budak/ tawanan perang, dan juga bisa dari bangsa manapun karena peperangan bisa terjadi dengan berbagai bangsa. 

Bandingkan juga dengan kisah Yakub yang menjadi cikal bakal sebutan bani Israel, dimana dua dari empat istrinya adalah mantan budak/ pelayannya. Juga dengan kisah Yusuf (orang yang paling mulia diantara 12 anak Yakub), istrinya juga berasal dari Mesir. Kisah Yakub dan Yusuf ini dan Musa sendiri yang istrinya adalah dari Midian/ Arab menguatkan kebenaran perkataan Ismael, atau setidaknya menunjukkan bahwa status dan kebangsaan istri/ kawin campur tidak menjadi masalah sebelum dan setelah adanya Taurat Musa. 


Jadi benar sekali bila Ismael bisa disebut telah menjadi nabi saat baru berusia 17 tahun.

Ia telah memperoleh ‘bocoran’ Taurat nabi Musa ‘alaihissalam  



Catatan:
1. Usia Ishak 3 tahun saat disapih, diadopsi dari 2Makabe 7:27.
2. Adalah sangat janggal ++ bila Hagar dan Ismael saat dipisahkan dari Sarah, Ismael yang berusia 17 tahun digendong oleh Hagar (Kej. 21:14-15).
3. Sangat janggal ++ pula bila Ishak yang baru bisa berjalan disuruh naik gunung sambil memanggul gulungan besar kayu bakar seberat kekuatan dua orang pemuda (Kej. 22:5-6).
4. Dalam pandangan Islam, Hagar dan Ismael dipisahkan dengan Sarah saat Ismael masih bayi. Diantar oleh Abraham sampai Makkah, dan setelahnya tetap terhubung melalui berbagai keutamaan yang dianugrahkan oleh Allah kepada nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan nabi Ismail ‘alaihissalam. Dan bukan Ishak, tetapi Ismael yang di ‘kurbankan.
5. Keluarga Ismael dan Ishak hidup rukun damai, terbukti mereka bersama mengebumikan Abraham (Kejadian 25:9), bahkan keluarga Ishak tinggal di kawasan mata air Lahai-Roi (Kejadian 25:11), nama yang diberikan oleh Hagar saat ditemui oleh Tuhan (Kejadian 16:13-14). Sepertinya Abraham dan Sarah tinggal terpisah, Abraham di Bersheba (Kejadian 22:19) sedangkan Sarah di Kiryat Arba Hebron (23:2).


Tulisan berikutnya: Nabi Musa, Taurat & PB adalah Syariah Islam

Tidak ada komentar: